Salam jumpa. Untuk mengawali jumpa kita, pada kesempatan ini admin coba untuk berbagi pengetahuan dengan tema Definisi Pekerjaan dan Karir. Sekarang kita coba lihat perbedaan antara pekerjaan dengan karier dari definisinya (artinya).
Pekerjaan merupakan rutinitas harian yang dijalani oleh seseorang, supaya memeroleh nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Kebutuhan yang dimaksud, seperti pangan, sandang, pangan, pendidikan, dan juga kesehatan.
Karier adalah pekerjaan yang mempunyai kriteria jenjang peningkatan jelas dalam periode waktu yang bisa diprediksi. Peningkatan yang dimaksud tentu pada akhirnya berkorelasi dengan penghasilan.
Coba saja perhatikan di sekitar kita, begitu banyak orang yang mempunyai pekerjaan. Tentunya, mereka lebih beruntung jika dibandingkan dengan orang-orang yang menganggur tidak punya pekerjaan. Pekerjaan yang dimaksud di sini baik yang terbuka maupun terselubung. Meskipun begitu, mereka belum tentu mempunyai karier yang jelas.
Sebagian besar pekerjaan “kerah biru” hanya pekerjaan tanpa karier. Contohnya saja, buruh tani, tukang becak, pemulung, pelinting rokok, dan masih banyak yang lainnya. Sementara, ada pula pekerjaan “kerah biru” lainnya yang bisa jadi memiliki karier. Misalnya, ahli mekanik kendaraan bermotor, mulai dari magang sampai montir ahli, bahkan pemilik bengkel.
Contoh lainnya lagi, seperti ahli bangunan yang bisa terus meningkat mulai dari kuli, tukang, mandor, bahkan bisa saja menjadi kontraktor. Di sisi lain, hampir semua pekerjaan “kerah putih” mempunyai karier. Namun, masalahnya adalah ada yang cepat meningkat dan ada pula yang lambat.
Apabila selama bertahun-tahun lamanya, kita hanya bisa mengerjakan pekerjaan yang sama, tanpa ada peningkatan kerja, imbasnya akan terlihat pada penghasilan. Jika kemampuan dan tanggung jawab kita pada pekerjaan berubah, penghasilan juga meningkat. Namun, jika sama sekali tidak ada peningkatan dari kemampuan dan tanggung jawab atas pekerjaan, imbasnya adalah penghasilan akan stagnan.
Jadi, karier cemerlang akan bisa terwujud dengan mudah, apabila ada kemauan dan usaha yang keras dari diri kita sendiri. Kesuksesan ditentukan oleh diri kita sendiri bukan orang lain.
Apa yang bisa membuat seseorang bisa mempunyai karier cemerlang, sedangkan yang lain tidak? Jawabannya adalah upaya peningkatan terhadap pekerjaan itu sendiri. Untuk itu, seharusnya kita mengganggap pekerjaan sebagai anugerah. Dengan begitu, diri kita akan terdorong untuk melakukan hal terbaik atas anugerah yang telah didapat tersebut.
Antara Pekerjaan dan Karier
Hal yang paling logis dari seseorang dalam bekerja ialah meraih karier sampai ke puncak. Namun, persoalannya adalah saat sang pekerja tersebut pada awalnya mempunyai semangat tinggi dalam bekerja, tiba-tiba dihadapkan dengan realitas yang tidak bisa dihindari, misalnya saja, mempunyai atasan yang pilih kasih, kesempatan yang minim untuk berkarier. Alhasil, lama kelamaan pengaruh eksternal tersebut akan menggerus semangat internal untuk berkarier.
Di sisi lain, ada paradigma yang salah dalam benak seseorang tersebut dalam menjalani karier pribadinya. Paradigma yang sering muncul, seperti “Tujuan saya bekerja sekarang ini adalah supaya di masa depan nanti sudah ada jaminan pensiun”.Paradigma tersebut merupakan paradigma yang sulit untuk dijelaskan secara logika.
Bagaimana bisa dijelaskan secara logika, bila paradigma ini muncul dari seseorang yang umurnya baru 25 tahun atau baru bekerja, dalam benaknya langsung terpikir tentang pensiun? Lalu, mau dikemanakan waktu produktif selama 20-25 tahun bekerja?
Paradigma ini sering muncul, pada benak seseorang yang sulit mencari pekerjaan. Harus kita akui, tidak semua perusahaan menyediakan kesempatan yang sama bagi setiap karyawannya untuk berkarier sampai ke puncak. Apalagi dalam situasi saat ini, terjadi pembengkakan biaya operasional dan serbuan produk-produk pesaing dari mancanegara.
Keamanan Pekerjaan
Saat ini, sebagai besar perusahaan di Indonesia tengah berjuang untuk mengatasi kesulitan yang menghampiri, sebelum memikirkan karier karyawannya. Kenyataan seperti ini, melahirkan kecenderungan berkarier yang tidak sehat atau bahkan pasrah dengan keadaan.
Dengan demikian, karier dianggap seakan-akan sebagai urusan eksternal yang dipengaruhi oleh kondisi perusahaan. Persoalan karier merupakan urusan dan hak perusahaan yang diberikan kepada karyawannya. Perusahaan yang menentukan jenjang dan posisi apa kedudukan karyawan tersebut.
Anehnya kecenderungan tidak sehat ini, bukan hanya menimpa perusahaan bermasalah, melainkan juga perusahaan yang sehat dan tumbuh. Kebanyakan karyawan pasrah dengan kondisi ini terhadap nasib kariernya. Mayoritas dari mereka beranggapan bahwa karier pribadinya tersebut bergantung pada kebaikan perusahaannya.
Pandangan yang tidak sehat ini disebut dengan keamanan pekerjaan. Keamanan pekerjaan menerangkan bahwa faktor eksternal (perusahaan) lebih berperan ketimbang faktor internal (diri sendiri). Paradigma ini semakin memperkuat bahwa modal utama membeli keamanan atas pekerjaan, seperti kedisplinan, kerja keras, senioritas, dan sikap menurut. Karier merupakan urusan dari perusahaan, sementara karyawan bisa menunggu kesempatan untuk meraih posisi (jenjang) tersebut.
Dalam jangka panjang, keamanan pekerjaan akan berakibat fatal. Karyawan, lama-kelaman sama halnya seperti robot yang semua kompetensinya diarahkan dan diatur oleh perusahaan. Karyawan, lama-kelamaan kreativitasnya akan mati dan semangat persaingannya hilang, aktivitas optimal dalam usia produktif yang penuh dengan kreativitas, inovasi, dan imajinsi terbungkam. Hingga akhirnya, karyawan hanya lah seorang pekerja yang bersandar pada pekerjaan rutin dan sekadar fungsi administrative.
Keamanan Karier
Keamanan karier (career security) adalah kebalikan dari keamanan pekerjaan. Keamana karier berpendapat bahwa urusan karier merupakan urusan pribadi. Perjalanan karier tersebut dipilih dan ditentukan berdasarkan keinginan diri sendiri (internal). Sementara perusahaan perusahaan (eksternal) adalah wahana untuk menapaki kariernya.
Paradigma keamanan karier, didasarkan pada tujuan bekerja untuk memperbaiki diri dengan mengasah kemampuan diri, supaya di tempat kerja menjadi karyawan yang berprestasi.
Kemanan karier sangat berguna sebagai motivasi kita untuk menciptakan persiapan secara internal dalam menghadapi perubahan kondisi yang ada di luar. Keamanan karier memang mudah untuk didefinisikan, tapi perlu konsentrasi tinggi untuk merealisasikan.
Keamanan karier adalah persoalan mengenai mentalitas dan imajinasi. Berkaca pada banyak pendapat bahwa yang mengubah manusia paling utama adalah mentalitas dan imajinasi. Dengan demikian, keamanan karier mensyaratkan adanya mentalitas pemenang dan imajinasi positif.
Mentalitas pemenang beroperasi pada semangat dan kepercayaan diri sendiri untuk bisa bersaing. Ini sama halnya seperti mentalitas pengusaha. Mentalitas pengusaha selalu berpikiran bahwa keberhasilan meraih visi (cita-cita) karena ketekunan dan pantang menyerah dari diri sendiri.
Imajinasi positif dimaksud adalah tanamkan dalam pikiran bahwa penggagas ide adalah diri kita sendiri. Imajinasi bermain pada ranah inovasi dan kreativitas. Apabila kreativitas dan inovasi sudah bisa terpenuhi dengan baik, peluang kesuksesan semaki terbuka lebar.
Imajinasi positif sendiri merupakan ibu dari kemauan belajar (pribadi pembelajar). Dengan belajar maka kecanggungan dalam kelambanan mengasah, menyiasati perubahan keterampilan dan kesulitan beradaptasi dengan pengetahuan baru akan terpinggirkan.
Karier tak lain dan tak bukan bertumpu pada kreativitas dan daya inovasi para karyawan. Dalam banyak kasus karyawan-karyawan yang mampu menapaki karier sampai tingkat optimal, lantaran kecerdasan dalam mengelola kreativitas dan kecakapan dalam mencipta inovasi yang dibalut dengan mentalitas pemenang.
Nah, sekarang sudah tahu kan perbedaan antara pekerjaan dengan karier. Mungkin, sebagian orang mungkin beranggapan ahwa mencari pekerjaan itu sulit. Padahal dalam kenyataanya ada hal yang lebih sulit, yaitu mencapai kesuksesan dalam berkarier.
Demikianlah artikel mengenai pekerjaan dan karier melalui blog harianku. Semoga bermanfaat untuk sobat para pembaca.
0 comments:
Post a Comment